Menkeu: Nilai-Nilai Islam Sejalan dengan SDG

By Admin

nusakini.com--Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membuka The 2nd Annual Islamic Finance Conference yang diselenggarakan pada tanggal 23-24 Agustus 2017 di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta.

Konferensi ini mengangkat tema “The Role of Islamic Finance in Eradicating Poverty and Income Inequality”. Di acara tersebut Menkeu menjelaskan saat ini dunia memiliki tujuan baru, yaitu menciptakan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Develoment Goals-SDG). Dalam hal ini peran keuangan syariah sangat penting, sesuai dengan tujuan dari negara-negara Islam untuk memberantas kemiskinan dan penyetaraan pendapatan. 

"Nilai-nilai dalam Islam sejalan dengan tujuan untuk mencapai SDG, namun diperlukan pemikiran-pemikiran yang inovatif dan kreatif untuk mengembangkan instrumen keuangan syariah" ujar Menkeu pada Rabu (23/08). 

Lebih jauh Menkeu menyampaikan bahwa dalam Islam terdapat dua instrumen keuangan yang dapat dimanfaatkan fungsinya untuk mendukung tercapainya SDG, yaitu zakat dan wakaf. 

“Saat ini yang lebih banyak dikenal oleh masyarakat adalah zakat fitrah, namun untuk zakat mal atau zakat harta belum terlalu banyak yang membayar. Seperti halnya pajak, masih terdapat hambatan untuk mengumpulkan zakat fitrah,” terangnya. 

Untuk itu, Menkeu berpesan agar Badan Zakat Nasional ataupun lembaga pengelola zakat lainnya dapat lebih mensosialisasikan definisi 'mal' serta menerapkan pengelolaan zakat yang transparan.

Selain itu, terdapat kelompok masyarakat yang memiliki kelebihan dan mewakafkan harta dalam bentuk tanah atau bangunan untuk dipergunakan sebagai masjid, sekolah, dan pemakaman. Bangunan-bangunan tersebut dapat dimanfaatkan dengan lebih luas dan dikembangkan agar dapat mendukung tujuan mencapai pembangunan yang berkelanjutan. 

The 2nd Annual Islamic Finance Conference merupakan forum bagi para pembuat kebijakan untuk mendiskusikan optimalisasi peran keuangan syariah dalam pembangunan nasional. 

"Konferensi ini bertujuan untuk terus meningkatkan tidak hanya perhatian, tapi juga inovasi serta kreatifitas dari para pelaku ekonomi dan ekonom terutama young economist untuk bisa memberikan pemikiran untuk membangun dan mengembangkan Islamic finance tidak hanya di Indonesia tapi juga relevan di negara lain," ungkapnya. 

Sebagai informasi, konferensi ini merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan atas kerja sama Kementerian Keuangan dengan Islamic Research and Training Institute - Islamic Development Bank Group World Bank (IRTI – IDBG), Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), World Bank dan Universitas Gadjah Mada. Bersamaan dengan acara the 2nd Annual Islamic Finance Conference kali ini juga akan diselenggarakan Young Islamic Economist Forum (YIEF) yang merupakan ajang bagi para ekonom muda untuk menuangkan gagasan dalam upaya meningkatkan peran keuangan syariah dalam memerangi kemiskinan dan ketimpangan. (p/ab)